Kamis, 18 April 2013

Bimbingan dan Konseling



Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan (Guidance) berasal dari kata Guide, bermakna menuntun, mengerahkan, menunjukkan dan mempedomani. Guide berarti mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).[1] Adapun menurut Kamus Bahasa Indonesia, bimbing artinya pimpin atau tuntun.[2]
Menurut Frank parson (Zikri Neni Iska, 2008: 14), “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya”.[3]
Adapun Menurut Crow & Crow:
       Bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang, laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.[4]
Sementara itu menurut Mathewson (Zikri Neni Iska, 2008: 15), “Bimbingan adalah pendidikan dan perkembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik”.[5]
Rochman Natawidjaja mengungkapkan bahwa, “bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan. Supaya individu dapat memahami dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.”.[6]
Adapun menurut Bimo Walgito, “bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya agar dapat menyesuaikan kesejahteraan hidupnya”.[7]
Bernard dan Fullmer dalam Prayitno dan Amti mendefinisikan bimbingan sebagai segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. Schimidz mendefinisikan bimbingan sebagai terminology yang menjelaskan area kurikulum yang berkaitan dengan ranah afektif atau psikologi pendidikan.[8]
Kedua definisi di atas menjelaskan bahwa bimbingan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh individu. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Schimidz bahwa kegiatan tersebut dibingkai dalam sebuah kurikulum. Lebih lanjut Gysbers dan Henderson mengemukakan bahwa potensi yang dikembangkan dalam kurikulum bimbingan merupakan seperangkat kompetensi berupa tugas perkembangan siswa.[9]
Makna bimbingan dapat juga dijelaskan dengan akronim kata sebagai berikut :
B         adalah              Bantuan
I           adalah              Individu
M         adalah              Mandiri
B         adalah              Bahan
I           adalah              Interaksi
N         adalah              Nasehat
G         adalah              Gagasan
A         adalah              Asuhan
N         adalah              Norma
Oleh karena itu, dapat dideskripsikan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.[10]
Dalam konteks bimbingan di sekolah, Hamalik (1992), menyatakan bahwa “Bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya.”[11]
Adapun makna konseling (Counseling) secara etimologi  adalah menyuluh, menerangi, melakukan konsultasi atau memberikan terapi.[12]
Petterson mengemukakan bahwa :
      Konseling bukan memberikan informasi, bukan memberikan nasehat, saran dan rekomendasi, bukan mempengaruhi sikap, kepercayaan, bukan pemilihan dan penugasan terhadap individu dan bukan juga berupa wawancara. Konseling merupakan pertemuan langsung dan merupakan teknik inti/kunci untuk mengubah sikap karena sikap mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan dan perasaan. Karakteristik konseling adalah bertujuan menyediakan situasi yang mendorong terjadinya perubahan sukarela pada klien.[13]

Menurut Mortensen & Schmuller :
      Konseling memegang peranan sangat penting dalam Bimbingan, yang sering disebut sebagai jantungnya dari bimbingan; counseling the heart of, konseling intinya bimbingan; counseling is the core of guidance, konseling sebagai pusatnya bimbingan; counseling is the centre of guidance. Konseling dimaknai sebagai jantung, inti dan pusat dari bimbingan karena merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat terapetik (therapeutic) atau bersifat menyembuhkan (curative)17.

Pemahaman akan konseling dapat juga dimaknai dari akronim katanya sebagai berikut :
K               adalah              Kontak
O               adalah              Orang
N               adalah              meNangani
S                adalah              maSalah
E               adalah              Expert/Ahli
L               adalah              Laras
I                 adalah              Integrasi
N               adalah              Norma
G               adalah              Guru
Berdasarkan hal tersebut maka, konseling dapat diartikan sebagai Kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.[14]
Prayitno mengemukakan bahwa, Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.”[15]
Sedangkan Bernard dan Fullmer dalam Prayitno dan Amti mendefinisikan konseling sebagai “pemahaman individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yangbersangkutan untuk mengekspresikan ketiga hal tersebut”. Definisi tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Devision of Conseling Psychology yang mendefinisikan konseling sebagai “suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya”.[16]
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah perangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

    Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

a.    Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan agar individu dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang, mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, serta mampu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Dalam buku yang berjudul Bimbingan dan Konseling karangan Zikri Neni Iska (2008:20), ada lima tujuan pelayanan pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah yaitu :
1)   Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan, sehingga individu tersebut mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dimanapun berada. Mengenal diri sendiri ini dapat dilakukan dengan mengenal Konsep Diri.
2)   Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, artinya bahwa diharapkan peserta didik mampu menerima keadaan apa adanya yang ada pada dirinya sendiri dengan ikhlas dan menjadi keadaan diri yang diterimanya itu sebagai diri yang dapat dikembangkan.
3)   Untuk dapat mengambil keputusan sendiri, artinya bahwa diharapkan seseorang itu mampu mengambil keputusan sendiri terhadap segala sesuatu yang dihadapinya atau yang terjadi pada keadaan dirinya dengan memaknai bahwa sesuatu yang ada itu mengandung konsekuensi yang harus dapat mampu dipertanggungjawabkan terhadap keuntungan dan kerugian yang akan terjadi.
4)   Untuk dapat mengarahkan diri sendiri, artinya diri sendiri itu harus dapat mampu diarahkan sesuai dengan bakat dan minat yang ada pada diri sendiri untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan dimana individu tersebut berada.
5)   Untuk dapat mewujudkan diri sendiri, artinya dapat merealisasikan diri dalam bentuk nyata sebagai suatu wujud rasa percaya diri yang ada pada individu tersebut. Sehingga individu itu mampu tampil dengan penuh percaya diri (Self Confidence).
Kelima tujuan dilaksanakannya Pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah agar peserta didik mampu mencapai dirinya tersebut dalam mengenal dan menerima dirinya, serta mampu mengambil keputusan sendiri dan  mengerahkan juga mewujudkan dirinya.
Bimbingan bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing agar yang dibimbing mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengembangkan atau memperluas pandangan, menetapkan pilihan, mengambi keputusan, memikul beban kehidupan, menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan. 

b.   Fungsi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Program Layanan Bimbingan dan Konseling mempunyai empat fungsi utama, yaitu : (1) Pemahaman Individu, (2) Pencegahan dan Pengembangan, (3) Penyesuaian Diri, (4) Pemecahan Masalah.
Ada berbagai pendapat tentang fungsi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, diantaranya yaitu menurut buku karangan Tohirin (2007), yang memaparkan 9 (Sembilan) fungsi pelayanan Bimbingan dan Konseling, yakni :
1)   Pencegahan/ Preventive
Fungsi pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan peserta didik (klien).
2)   Fungsi pemahaman/understanded
Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada fungsi pemahaman ini adalah agar peserta didik atau klien memiliki pemahaman terhadap dirinya atas potensinya dan terhadap lingkungannya sehingga peserta didik atau klien tersebut mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. Adapun fungsi pemahaman ini berkaitan dengan pemahaman tentang peserta didik atau klien. Pemahaman tentang klien adalah upaya pemberian bantuan agar diri peserta didik atau klien mampu memahami dirinya secara komperhensif, berkenaan dengan latar belakang pribadi, kekuatan dan kelemahan dirinya dan kondisi lingkungannya.
3)   Fungsi pengentasan
Artinya bahwa peserta didik atau klien yang tidak mampu memecahkan sendiri masalahnya dibantu oleh konselor untuk mampu mengentaskan masalah tersebut sehingga klien mampu memahami dirinya.
4)   Fungsi pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri seseorang, baik dari pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai.
5)   Fungsi penyaluran
Peserta didik atau klien memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing, yang bisa saja meliputi bakat, minat, kecakapan dan cita-cita.
6)   Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian ini adalah membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya dan untuk mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan masing-masing siswa.
7)   Fungsi pengembangan
Maksudnya adalah para siswa diberikan bantuan dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah.
8)   Fungsi perbaikan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan fungsi perbaikan diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa. Dan fungsi ini, siswa yang memiliki masalah mendapat perioritas untuk diberikan bantuan sehingga diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang.
9)   Fungsi advokasi
Fungsi advokasi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

2.    Pengembangan Bimbingan dan Konseling dalam Bidang-bidangnya
Bidang-bidang pengembangan dalam bimbingan dan konseling akan diuraikan dengan lingkup program dan pemahaman sebagai berikut:
a.    Bidang Pengembangan Pribadi
Pengembangan dalam bidang pribadi, adalah merupakan Layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah-masalah  pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek inelektual,afektif dan fisik motorik. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan pribadi yaitu: 1) Pemahaman diri, 2) Kehidupan remaja, 3) Kebiasaan hidup sehat, 4) Kemandirian, 5) Nilai, dsb.
b.    Bidang Pengembangan Sosial
Pengembangan dalam bidang social adalah merupakan layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah social dalam kehidupan di rumah, sekolah dan masyarakat; dalam kerjasama dan berinteraksi dengan teman sebaya, dengan orang dewasa ataupun peserta didik yang lebih kecil. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan social dengan bimbingan sebagai berkut : 1) Pembinaan kerjasama, 2) Pembinaan kerukunan, 3) Pengembangan kemampuan memimpin, 4) Pengembangan kemampuan berkomunikasi, 5) Mengatasi masalah,dsb.
c.    Bidang Pengembangan Pendidikan
Pengembangan dalam bidang pendidikan, adalah merupakan layanan mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pendidikan yang sedang dijalani maupun yang akan dimasukinya kelak. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan pendidikan dengan bimbingan sebagai berikut : 1) Tuntutan masa depan, 2) Penjurusan, 3) Pengenalan Perguruan Tinggi, 4) Lanjutan studi, 5) Pengembangan minat dan hobi, dsb.
d.   Bidang Pengembangan Pembelajaran
Pengembangan dalam bidang pembelajaran adalah merupakan layanan mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran bersama guru dan belajar mandiri baik di sekolah maupun di rumah. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan pembelajaran dengan bimbingan sebagai berikut : 1) Belajar efektif, 2) Meningkatkan motivasi belajar, 3) Belajar mata pelajaran, 4) Menghadapi ujian dan mengerjakan tugas, 5) Pengembangan disiplin belajar, dsb.
e.    Bidang Pengembangan Karir  
Pengembangan dalam bidang karir adalah merupakan layanan merencanakan dan mempersiapkan pengembangan karir. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan karir dengan bimbingan sebagai berikut: 1) Pengenalan dunia karir, 2) Penyusunan rencana karir, 3) Persiapan karir, 4) Sukses dalam karir, 5) Bekerja sambil belajar, dsb.
Kelima bidang pengembangan ini merupakan bagian dalam mengembangkan diri individu peserta didik yang berkaitan dengan pribadinya sendiri atau yang dikenal/dipahami juga dengan keadaan psikologis (jiwa) individu tersebut. Kehidupan sosialnya yang berkaitan dengan interaksi atau hubungan diri peserta didik dengan orang lain diluar dirinya baik interpersonal dengan hubungan antar person maupun hubungan peserta didik dengan lebih dari satu orang, kelompok/group, institusi/lembaga maupun massa. Pendidikannya dalam pengembangan diri peserta didik sangat berkait dengan lanjutan studi yang akan ditempuh setelah peserta didik menempuh jenjang pendidikan saat ini sehingga peserta didik mampu menyesuaikan dirinya dengan kemampuan intelektualnya dan kemampuan kognitifnya dari prestasi yang diraihnya dan kemudian peserta didik dapat menempatkan kemampuan intelektualnya dengan penjurusan yang signifikan dengan keadaan kualitas dirinya. Pembelajaran dalam bidang pengembangan diri peserta didik sangat berkait dengan proses belajar mengajar guru dengan peserta didiknya sehingga dapat menciptakan keadaan yang kondusif dalam pembelajaran. Peserta didik merasa senang belajar meski dengan berbagai mata pelajaran. Guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dinamis dan peserta didik merasa nyaman berada bersama guru dan mata pelajaran yang diberikan guru dalam kelas. Bidang karir dalam pengembangan peserta didik untuk mempersiapkan dirinya menghadapi pekerjaan sebagai profesi yang akan ditempuhnya kelak. Persiapan karir peserta didik ini digali dari potensi yang dimilikinya dengan kegemaran sebagai suatu ketekunannya dan diproses melalui pengembangan keterampilan sebagai suatu skill untuk menuju kepada profesi yang akan ditekuninya kelak.
 
   Kegiatan Layanan dan Kegiatan Pendukung dalam Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
a.    Kegiatan Layanan BK
Dalam Kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling terdapat sembilan layanan yaitu sebagai berikut:
1)   Layanan Orientasi
Layanan Orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan Orientasi ini ada dua macam, yakni : 1) Layanan Orientasi di sekolah dan 2)Layanan Orientasi di Luar Sekolah.
2)   Layanan Informasi
Layanan informasi adalah suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka butuhkan dan usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya.
3)   Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran bertujuan agar siswa memperoleh tempat yang sesuai dalam mengembangkan potensi diri siswa.
4)   Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan adalah layanan untuk mengentasan masalah pribadi klien.
5)   Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan ini merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu/siswa/klien melalui kegiatan kelompok.
6)   Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan suatu upaya pembimbing atau konselor dalam membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Tujuan layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa khususnya kemampuan berkomunikasinya..
7)   Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang konsulti untuk memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga. Dalam layanan konsultasi ini, ada tiga pihak yang tidak bisa dipisahkan yakni : konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan konsulti.
8)   Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan atau dalam kondisi bermusuhan.

b.   Kegiatan Pendukung Pelayanan BK
1)   Aplikasi Instrumentasi, adalah kegiatan menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi tertentu siswa/klien.
2)   Himpunan Data, merupakan suatu upaya penghimpunan, penggolongan-penggolongan dan pengemasan data dalam bentuk tertentu dan usaha-usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan serta menyimpannya.
3)   Konferensi Kasus, adalah suatu forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas permasalahan dan arah pemecahannya, yang direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor yang dihadiri oleh pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kasus dan upaya pemecahannya.
4)   Kunjungan Rumah, bermakna sebagai upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor.
5)   Alih Tangan Kasus, adalah upaya mengalihkan atau memindahkan tanggungjawab memecahkan masalah atau kasus-kasus yang dialami siswa kepada orang lain yang lebih mengetahui dan berwenang.

4.    Materi Bimbingan dan Konseling
Materi bimbingan dan konseling yang penulis maksudkan adalah materi-materi yang berkaitan dengan pengembangan peserta didi. Materi-materi tersebut diuraikan dari kebutuhan-kebutuhan aspek-aspek pengembangan pribadi, social, belajar, dan karir. Empat aspek tersebut kemudian dijabarkan kedalam materi-materi yang terkemas dalam pengembangan diri siswa, yaitu sebagai berikut : a) Hakekat dan Fungsi Agama bagi Kehidupan Manusia, b) Kematangan Emosional, c) Problem Solving/Pemecahan Masalah, d) Sikap dan Kebiasaan Belajar, e) Sikap-sikap Sosial, f) Konsep Diri, 5) Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya, 6) Kiat-kiat Mengatasi Stress, 7) Cara Belajar yang Efektif, dan 8) Bahayanya Penyimpangan Seksual dan AIDS.


[1] Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. ke-1, hlm. 13.
[2]  Pius Abdillah &  Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arkola), cet. ke-1, hlm. 48.
[3] Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. ke-1, hlm. 14.
[4] Ibid., hlm. 14.
[5] Ibid., hlm. 15.
[6] Babam Suryaman, Makalah Bimbingan & Konseling – Pengertian, Peran, Tujuan, Landasan, Prinsip, Asas, Orientasi dan Variasi Bimbingan Konseling. [online]: http://www.kosmaext2010.com/makalah-bimbingan-konseling-pengertian-peran-tujuan-landasan-prinsip-asas-orientasi-dan-variasi-bimbingan konseling.php [Mei 2011].

[7] Ibid.
[8] Yus Darusman & Dedi Heryadi, “Prifesi Bimbingan dan Konseling”, Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), (Tasikmalaya: Rayon 36 Unsil, 2009), hlm. 8. t.d.

[9] Ibid.

[10] Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. ke-1, hlm. 15.
[11] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), cet. ke-1, hlm. 20.

[12] Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. ke-1, hlm. 17
[13] Ibid,. hlm. 18.
[14] Ibid,. hlm. 19.
[15] Yus Darusman & Dedi Heryadi, “Prifesi Bimbingan dan Konseling”, Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), (Tasikmalaya: Rayon 36 Unsil, 2009), hlm. 8. t.d.

[16] Ibid.

1 komentar:

Saya tunggu Komentar anda :

Cari Blog Ini