Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
(Guidance) berasal dari kata Guide, bermakna menuntun, mengerahkan, menunjukkan
dan mempedomani. Guide berarti mengarahkan (to direct), memandu (to pilot),
mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).[1]
Adapun menurut Kamus Bahasa Indonesia, bimbing artinya pimpin atau tuntun.[2]
Menurut
Frank parson (Zikri Neni Iska, 2008: 14), “Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku
jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya”.[3]
Adapun
Menurut Crow & Crow:
Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan seseorang, laki-laki atau perempuan yang memiliki
kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu
setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan
pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya
sendiri.[4]
Sementara itu menurut Mathewson (Zikri
Neni Iska, 2008: 15), “Bimbingan adalah pendidikan dan perkembangan yang
menekankan proses belajar yang sistematik”.[5]
Rochman Natawidjaja mengungkapkan bahwa,
“bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan. Supaya individu dapat memahami dirinya dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.”.[6]
Adapun menurut Bimo Walgito, “bimbingan
adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya agar
dapat menyesuaikan kesejahteraan hidupnya”.[7]
Bernard
dan Fullmer dalam Prayitno dan Amti mendefinisikan bimbingan sebagai segala
kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.
Schimidz mendefinisikan bimbingan sebagai terminology yang menjelaskan area
kurikulum yang berkaitan dengan ranah afektif atau psikologi pendidikan.[8]
Kedua
definisi di atas menjelaskan bahwa bimbingan merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh individu. Sebagaimana
yang telah diungkapkan oleh Schimidz bahwa kegiatan tersebut dibingkai dalam
sebuah kurikulum. Lebih lanjut Gysbers dan Henderson mengemukakan bahwa potensi
yang dikembangkan dalam kurikulum bimbingan merupakan seperangkat kompetensi
berupa tugas perkembangan siswa.[9]
Makna bimbingan dapat juga dijelaskan dengan
akronim kata sebagai berikut :
B adalah Bantuan
I adalah Individu
M adalah Mandiri
B adalah Bahan
I adalah Interaksi
N adalah Nasehat
G adalah Gagasan
A adalah Asuhan
N adalah Norma
Oleh
karena itu, dapat dideskripsikan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai
kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian
nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.[10]
Dalam
konteks bimbingan di sekolah, Hamalik (1992), menyatakan bahwa “Bimbingan di
sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan
terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang
dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan
dan kebutuhan sosialnya.”[11]
Adapun makna konseling (Counseling)
secara etimologi adalah menyuluh,
menerangi, melakukan konsultasi atau memberikan terapi.[12]
Petterson mengemukakan bahwa :
Konseling bukan memberikan informasi,
bukan memberikan nasehat, saran dan rekomendasi, bukan mempengaruhi sikap,
kepercayaan, bukan pemilihan dan penugasan terhadap individu dan bukan juga
berupa wawancara. Konseling merupakan pertemuan langsung dan merupakan teknik
inti/kunci untuk mengubah sikap karena sikap mendasari perbuatan, pemikiran,
pandangan dan perasaan. Karakteristik konseling adalah bertujuan menyediakan
situasi yang mendorong terjadinya perubahan sukarela pada klien.[13]
Menurut Mortensen & Schmuller :
Konseling memegang peranan sangat penting
dalam Bimbingan, yang sering disebut sebagai jantungnya dari bimbingan; counseling
the heart of, konseling intinya bimbingan; counseling is the core of
guidance, konseling sebagai pusatnya bimbingan; counseling is the centre
of guidance. Konseling dimaknai sebagai jantung, inti dan pusat dari
bimbingan karena merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat
terapetik (therapeutic) atau bersifat menyembuhkan (curative)17.
Pemahaman akan konseling dapat juga
dimaknai dari akronim katanya sebagai berikut :
K adalah Kontak
O adalah Orang
N adalah meNangani
S adalah maSalah
E adalah Expert/Ahli
L adalah Laras
I adalah Integrasi
N adalah Norma
G adalah Guru
Berdasarkan
hal tersebut maka, konseling dapat diartikan sebagai Kontak atau hubungan
timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah
klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi
berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.[14]
Prayitno mengemukakan bahwa, “Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.”[15]
Sedangkan Bernard dan Fullmer dalam
Prayitno dan Amti mendefinisikan konseling sebagai “pemahaman individu untuk
mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari
individu dan membantu individu yangbersangkutan untuk mengekspresikan ketiga
hal tersebut”. Definisi tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Devision
of Conseling Psychology yang mendefinisikan konseling sebagai “suatu proses
untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan
untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya”.[16]
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan dan konseling adalah perangkat program pelayanan bantuan yang
dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik
melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara
optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling
a.
Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pemberian
Layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan agar individu dapat merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang
akan datang, mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya, serta mampu mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapinya dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Dalam
buku yang berjudul Bimbingan dan Konseling karangan Zikri Neni Iska
(2008:20), ada lima tujuan pelayanan pelayanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah yaitu :
1)
Untuk mengenal diri sendiri dan
lingkungan,
sehingga individu tersebut mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
dimanapun berada. Mengenal diri sendiri ini dapat dilakukan dengan mengenal
Konsep Diri.
2)
Untuk dapat menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis, artinya bahwa
diharapkan peserta didik mampu menerima keadaan apa adanya yang ada pada
dirinya sendiri dengan ikhlas dan menjadi keadaan diri yang diterimanya itu
sebagai diri yang dapat dikembangkan.
3)
Untuk dapat mengambil keputusan sendiri,
artinya bahwa diharapkan seseorang itu mampu mengambil keputusan sendiri
terhadap segala sesuatu yang dihadapinya atau yang terjadi pada keadaan dirinya
dengan memaknai bahwa sesuatu yang ada itu mengandung konsekuensi yang harus
dapat mampu dipertanggungjawabkan terhadap keuntungan dan kerugian yang akan
terjadi.
4)
Untuk dapat mengarahkan diri sendiri,
artinya diri sendiri itu harus dapat mampu diarahkan sesuai dengan bakat dan
minat yang ada pada diri sendiri untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan dimana individu tersebut berada.
5)
Untuk dapat mewujudkan diri sendiri,
artinya dapat merealisasikan diri dalam bentuk nyata sebagai suatu wujud rasa
percaya diri yang ada pada individu tersebut. Sehingga individu itu mampu
tampil dengan penuh percaya diri (Self Confidence).
Kelima tujuan dilaksanakannya Pelayanan
Bimbingan dan Konseling adalah agar peserta didik mampu mencapai dirinya
tersebut dalam mengenal dan menerima dirinya, serta mampu mengambil keputusan
sendiri dan mengerahkan juga mewujudkan
dirinya.
Bimbingan bertujuan untuk perbaikan
kehidupan orang yang dibimbing agar yang dibimbing mampu mengatur kehidupannya
sendiri, mengembangkan atau memperluas pandangan, menetapkan pilihan, mengambi
keputusan, memikul beban kehidupan, menyesuaikan diri dan mengembangkan
kemampuan.
b.
Fungsi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling
Program
Layanan Bimbingan dan Konseling mempunyai empat fungsi utama, yaitu : (1)
Pemahaman Individu, (2) Pencegahan dan Pengembangan, (3) Penyesuaian Diri, (4)
Pemecahan Masalah.
Ada
berbagai pendapat tentang fungsi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling,
diantaranya yaitu menurut buku karangan Tohirin (2007), yang memaparkan 9
(Sembilan) fungsi pelayanan Bimbingan dan Konseling, yakni :
1)
Pencegahan/ Preventive
Fungsi
pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa
sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan
peserta didik (klien).
2)
Fungsi pemahaman/understanded
Pelayanan
Bimbingan dan Konseling pada fungsi pemahaman ini adalah agar peserta didik
atau klien memiliki pemahaman terhadap dirinya atas potensinya dan terhadap
lingkungannya sehingga peserta didik atau klien tersebut mampu mengembangkan
potensi dirinya secara optimal dan mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. Adapun fungsi pemahaman ini
berkaitan dengan pemahaman tentang peserta didik atau klien. Pemahaman tentang
klien adalah upaya pemberian bantuan agar diri peserta didik atau klien mampu
memahami dirinya secara komperhensif, berkenaan dengan latar belakang pribadi,
kekuatan dan kelemahan dirinya dan kondisi lingkungannya.
3)
Fungsi pengentasan
Artinya
bahwa peserta didik atau klien yang tidak mampu memecahkan sendiri masalahnya dibantu
oleh konselor untuk mampu mengentaskan masalah tersebut sehingga klien mampu
memahami dirinya.
4)
Fungsi pemeliharaan
Fungsi
pemeliharaan adalah memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada pada
diri seseorang, baik dari pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah
dicapai.
5)
Fungsi penyaluran
Peserta
didik atau klien memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai
dengan keadaan pribadinya masing-masing, yang bisa saja meliputi bakat, minat,
kecakapan dan cita-cita.
6)
Fungsi penyesuaian
Fungsi
penyesuaian ini adalah membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan
lingkungannya dan untuk mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan
keadaan masing-masing siswa.
7)
Fungsi pengembangan
Maksudnya
adalah para siswa diberikan bantuan dalam mengembangkan keseluruhan potensinya
secara lebih terarah.
8)
Fungsi perbaikan
Pelayanan
Bimbingan dan Konseling dengan fungsi perbaikan diberikan kepada siswa untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa. Dan fungsi ini, siswa yang
memiliki masalah mendapat perioritas untuk diberikan bantuan sehingga
diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak terjadi lagi pada masa yang
akan datang.
9)
Fungsi advokasi
Fungsi
advokasi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan hak dan atau
kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
2.
Pengembangan Bimbingan dan Konseling
dalam Bidang-bidangnya
Bidang-bidang pengembangan dalam
bimbingan dan konseling akan diuraikan dengan lingkup program dan pemahaman
sebagai berikut:
a.
Bidang Pengembangan Pribadi
Pengembangan
dalam bidang pribadi, adalah merupakan Layanan pengembangan kemampuan dan
mengatasi masalah-masalah pribadi dan
kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek inelektual,afektif dan fisik motorik.
Yang terlingkup dalam bidang pengembangan pribadi yaitu: 1) Pemahaman diri, 2) Kehidupan
remaja, 3) Kebiasaan hidup sehat, 4) Kemandirian, 5) Nilai, dsb.
b.
Bidang Pengembangan Sosial
Pengembangan
dalam bidang social adalah merupakan layanan pengembangan kemampuan dan
mengatasi masalah social dalam kehidupan di rumah, sekolah dan masyarakat;
dalam kerjasama dan berinteraksi dengan teman sebaya, dengan orang dewasa
ataupun peserta didik yang lebih kecil. Yang terlingkup dalam bidang
pengembangan social dengan bimbingan sebagai berkut : 1) Pembinaan kerjasama, 2)
Pembinaan kerukunan, 3) Pengembangan kemampuan memimpin, 4) Pengembangan
kemampuan berkomunikasi, 5) Mengatasi masalah,dsb.
c.
Bidang Pengembangan Pendidikan
Pengembangan
dalam bidang pendidikan, adalah merupakan layanan mengoptimalkan perkembangan
dan mengatasi masalah dalam proses pendidikan yang sedang dijalani maupun yang
akan dimasukinya kelak. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan pendidikan
dengan bimbingan sebagai berikut : 1) Tuntutan masa depan, 2) Penjurusan, 3) Pengenalan
Perguruan Tinggi, 4) Lanjutan studi, 5) Pengembangan minat dan hobi, dsb.
d.
Bidang Pengembangan Pembelajaran
Pengembangan
dalam bidang pembelajaran adalah merupakan layanan mengoptimalkan perkembangan
dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran bersama guru dan belajar mandiri
baik di sekolah maupun di rumah. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan
pembelajaran dengan bimbingan sebagai berikut : 1) Belajar efektif, 2) Meningkatkan
motivasi belajar, 3) Belajar mata pelajaran, 4) Menghadapi ujian dan
mengerjakan tugas, 5) Pengembangan disiplin belajar, dsb.
e.
Bidang Pengembangan Karir
Pengembangan
dalam bidang karir adalah merupakan layanan merencanakan dan mempersiapkan
pengembangan karir. Yang terlingkup dalam bidang pengembangan karir dengan
bimbingan sebagai berikut: 1) Pengenalan dunia karir, 2) Penyusunan rencana
karir, 3) Persiapan karir, 4) Sukses dalam karir, 5) Bekerja sambil belajar,
dsb.
Kelima bidang pengembangan ini merupakan
bagian dalam mengembangkan diri individu peserta didik yang berkaitan dengan
pribadinya sendiri atau yang dikenal/dipahami juga dengan keadaan psikologis
(jiwa) individu tersebut. Kehidupan sosialnya yang berkaitan dengan interaksi
atau hubungan diri peserta didik dengan orang lain diluar dirinya baik
interpersonal dengan hubungan antar person maupun hubungan peserta didik dengan
lebih dari satu orang, kelompok/group, institusi/lembaga maupun massa.
Pendidikannya dalam pengembangan diri peserta didik sangat berkait dengan
lanjutan studi yang akan ditempuh setelah peserta didik menempuh jenjang
pendidikan saat ini sehingga peserta didik mampu menyesuaikan dirinya dengan
kemampuan intelektualnya dan kemampuan kognitifnya dari prestasi yang diraihnya
dan kemudian peserta didik dapat menempatkan kemampuan intelektualnya dengan
penjurusan yang signifikan dengan keadaan kualitas dirinya. Pembelajaran dalam
bidang pengembangan diri peserta didik sangat berkait dengan proses belajar
mengajar guru dengan peserta didiknya sehingga dapat menciptakan keadaan yang
kondusif dalam pembelajaran. Peserta didik merasa senang belajar meski dengan
berbagai mata pelajaran. Guru mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, dinamis dan peserta didik merasa nyaman berada bersama guru dan
mata pelajaran yang diberikan guru dalam kelas. Bidang karir dalam pengembangan
peserta didik untuk mempersiapkan dirinya menghadapi pekerjaan sebagai profesi
yang akan ditempuhnya kelak. Persiapan karir peserta didik ini digali dari
potensi yang dimilikinya dengan kegemaran sebagai suatu ketekunannya dan
diproses melalui pengembangan keterampilan sebagai suatu skill untuk menuju
kepada profesi yang akan ditekuninya kelak.
Kegiatan Layanan dan Kegiatan Pendukung
dalam Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
a.
Kegiatan Layanan BK
Dalam Kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling terdapat sembilan
layanan yaitu sebagai berikut:
1)
Layanan Orientasi
Layanan
Orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan
Orientasi ini ada dua macam, yakni : 1) Layanan Orientasi di sekolah dan 2)Layanan
Orientasi di Luar Sekolah.
2)
Layanan Informasi
Layanan
informasi adalah suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan
informasi yang mereka butuhkan dan usaha-usaha untuk membekali siswa dengan
pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya.
3)
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran bertujuan agar siswa memperoleh tempat yang sesuai
dalam mengembangkan potensi diri siswa.
4)
Layanan Konseling Perorangan
Layanan
konseling perorangan adalah layanan untuk mengentasan masalah pribadi klien.
5)
Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan
ini merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu/siswa/klien
melalui kegiatan kelompok.
6)
Layanan Konseling Kelompok
Layanan
konseling kelompok merupakan suatu upaya pembimbing atau konselor dalam membantu
memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing kelompok
agar tercapai perkembangan yang optimal. Tujuan layanan konseling kelompok
adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa khususnya kemampuan
berkomunikasinya..
7)
Layanan Konsultasi
Layanan
konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor
(pembimbing) terhadap seorang konsulti untuk memperoleh wawasan, pemahaman dan
cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan
pihak ketiga. Dalam layanan konsultasi ini, ada tiga pihak yang tidak bisa
dipisahkan yakni : konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Pihak ketiga adalah
orang yang mempunyai hubungan baik dengan konsulti.
8)
Layanan Mediasi
Layanan
mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua
pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan
atau dalam kondisi bermusuhan.
b.
Kegiatan Pendukung Pelayanan BK
1)
Aplikasi Instrumentasi, adalah kegiatan
menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi tertentu siswa/klien.
2)
Himpunan Data, merupakan suatu upaya
penghimpunan, penggolongan-penggolongan dan pengemasan data dalam bentuk
tertentu dan usaha-usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik,
menganalisis dan menafsirkan serta menyimpannya.
3)
Konferensi Kasus, adalah suatu forum
terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas
permasalahan dan arah pemecahannya, yang direncanakan dan dipimpin oleh
pembimbing atau konselor yang dihadiri oleh pihak-pihak tertentu yang terkait
dengan kasus dan upaya pemecahannya.
4)
Kunjungan Rumah, bermakna sebagai upaya
mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau
siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor.
5)
Alih Tangan Kasus, adalah upaya
mengalihkan atau memindahkan tanggungjawab memecahkan masalah atau kasus-kasus
yang dialami siswa kepada orang lain yang lebih mengetahui dan berwenang.
4.
Materi Bimbingan dan Konseling
Materi
bimbingan dan konseling yang penulis maksudkan adalah materi-materi yang
berkaitan dengan pengembangan peserta didi. Materi-materi tersebut diuraikan
dari kebutuhan-kebutuhan aspek-aspek pengembangan pribadi, social, belajar, dan
karir. Empat aspek tersebut kemudian dijabarkan kedalam materi-materi yang
terkemas dalam pengembangan diri siswa, yaitu sebagai berikut : a) Hakekat dan
Fungsi Agama bagi Kehidupan Manusia, b) Kematangan Emosional, c) Problem
Solving/Pemecahan Masalah, d) Sikap dan Kebiasaan Belajar, e) Sikap-sikap
Sosial, f) Konsep Diri, 5) Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya, 6) Kiat-kiat
Mengatasi Stress, 7) Cara Belajar yang Efektif, dan 8) Bahayanya Penyimpangan
Seksual dan AIDS.
[1] Zikri Neni Iska, Bimbingan
dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. ke-1, hlm. 13.
[2] Pius Abdillah & Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia,
(Surabaya: Arkola), cet. ke-1, hlm. 48.
[6] Babam Suryaman, Makalah Bimbingan & Konseling –
Pengertian, Peran, Tujuan, Landasan, Prinsip, Asas, Orientasi dan Variasi
Bimbingan Konseling. [online]: http://www.kosmaext2010.com/makalah-bimbingan-konseling-pengertian-peran-tujuan-landasan-prinsip-asas-orientasi-dan-variasi-bimbingan
konseling.php [Mei 2011].
[8] Yus Darusman & Dedi Heryadi, “Prifesi Bimbingan dan
Konseling”, Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG),
(Tasikmalaya: Rayon 36 Unsil, 2009), hlm. 8. t.d.
[11] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), cet. ke-1, hlm. 20.
[15] Yus Darusman &
Dedi Heryadi, “Prifesi Bimbingan dan Konseling”, Bahan Ajar Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG), (Tasikmalaya: Rayon 36 Unsil, 2009), hlm. 8.
t.d.
saya tunggu komentar anda :
BalasHapus